Seminar nasional Transformasi Perpustakaan dalam Membangun Ekosistem Digital diadakan oleh D3 Perpustakaan FISIP UNS pada tanggal 11 Juli 2019. Seminar mengundang Bapak Muhammad Rosyihan Hendrawan dan Wiji Suwarno sebagai pembicara, Priyanto sebagai moderator.
Pak Wiji merupakan kepala perpustakaan IAN Salatiga sekaligus Dosen prodi ilmu perpustakaan, sedangkan Pak Hendra merupakan Dosen prodi ilmu perpustakaan FIA UB dan pegiat literasi. Moderator dalam semnas ini, Pak Priyanto merupakan alumni D3 perpustakaan FISIP UNS angkatan pertama.
Seminar dihadiri oleh seluruh sivitas D3 Perpustakaan FISIP UNS, mulai dari mahasiswa, alumni, dan dosen prodi. Turut hadir pula pustakawan dari perpusda, mahasiswa pasasarjana dari UIN Sunan Kalijaga, UI dan sekitarnya.
Perkembangan Transformasi Perpustakaan
Perkembangan transformasi perpustakaan mulai dari generasi pertama sampai empat, sebuah pertanyaan muncul, bahwa perpustakaan kita ini terletak diposisi mana ?
Berikut generasi perpustakaan berdasarkan pemaparan Wiji Suwarno dalam seminar kali ini :
1. Collection Centris
2. User Centris
3. User Experience
Transformasi perpustakaan fokus pada pengalaman baru pengguna. Ketika masuk ke perpustakaan, pengguna akan menemui sesuatu yang mungkin tidak ditemukan pada tempat lain.
Contohnya mulai disediakan cafe perpustakaan, tidak terlalu banyak aturan diperpustakaan yang kaku, self access, atm book.
4. Colaborative Learning
Transformasi perpustakaan menyediakan fasilitas yang memungkinkan pengguna untuk belajar bersama, baik dalam lingkungan perpustakaan maupun diluar lingkungan perpustakaan.
Tersedianya fasilitas marker space, tempat yang digunakan pengguna untuk praktik pengalamannya ketika membaca sebuah koleksi, contohnya ada bengkel motor untuk praktik koleksi perbengkela, dapur untuk praktik koleksi memasak, dll.
Perkembangan Transformasi Perpustakaan saat ini
Menurut Wiji, transformasi perpustakaan masih berada pada generasi kedua dan ketiga, belum mencapai generasi 4.
Ia menambahkan, saat ini akses ke koleksi perpustakaan mulai beralih dari langsung ke gedung menjadi maya atau virtual. Pengguna langsung akses ke perpustakaan hanya melalui website, sehingga penggunjung maya lebih banyak daripada pengunjung fisik.
Socio-enterpreneurship dalam transformasi perpustakaan
Berlanjut ke pemaparan materi pembicara kedua, Hendrawan membahas socio-enterpreneurship.
Pembahasan dimulai dari epsitimologi, ontologi dan aksiologi dari Ilmu Perpustakaan.
Epistimologi membahas perbedaan Ilmu Perpustakaan dengan ilmu lain, ontologi membahas apa itu ilmu perpustakaan, dan aksiologi manfaat dari ilmu perpustakaan itu sendiri.
Diawali dengan makna “Pustaka” yang berarti objek, sarana, tradisi pengetahuan yang terus ada sepanjang masa. Sakralilasi teks yang digunakan oleh agama, merupakan awal mula Pustaka. Selanjutnya Istilah Pustakawan sebagai profesional informasi mulai dipaparkan.
Selanjutnya, pembahasan mengenai perbedaan social dan socio-enterpreneurship yang berfokus pada aspek sosial dan komunitas. Value creation menghasilkan benefit berupa impact dan long term, serta profit menghasilkan short term.
Pertanyaan terkait transformasi perpustakaan
Seminar ditutup dengan 3 pertanyaan dari peserta semnas sebagai berikut:
- Perpustakaan saat ini lebih konsen mengejar webometric dan Google scholar, meningkatkan ranking perpustakaan ?
- Bagaimana menumbuhkan jiwa dan brand image kepustakawanan ?
Posting Komentar untuk "Transformasi Perpustakaan dalam Membangun Ekosistem Digital "
Untuk pembaca blog Ganipramudyo.web.id, Feel free to ask!