Berikut saya bagikan resume "Pengaruh Usia dan Gender dalam Gaya Kepemimpinan dan Model Pengambilan Keputusan Para Eksekutif dalam Lembaga Nonprofit di Texas US"
RINGKASAN JURNAL
Pengambilan keputusan dan gaya kepemimpinan telah mengidentifikasi 2 jalan manajer dan pemimpin yang merubah manajamen secara efektif dalam lingkungann bisnis. Burn(1978) menunjukkan perilaku kepemimpinan dapat dikategorikan dua yaitu kepemimpinan tranformasional atau traksasional. kepemimpinan transformassional, pemimpin menekankan motif pengembangan dan pembangunan motivasi pengikut dan emosi postif dengan menciptakan dan representasi inspirasi visi masa depan. Kepemimpinan transaksional bergantung pada satu set pertukaran jelasantara pemimpin dan pengikut.
Dalam gaya kepemimpinan dan model pengambilan keputusan eksekutif, usia dan gender memiliki pengaruh masing – masing. Pertama, usia- berhubungan dengan penurunan efisiensi proses konsultif yang memprediksi kita akan membuat kualitas keputusan rendah seperti usia kita (Cole et al., 2008). Usia berhubungan dengan proses adaptasi, bagaimanapun, mencakup kemampuan motivasi dalam penggunaan kapasitas konsultif, menambahkan fokus pada tujuan emosional dan pengalaman lebih besar atau prediksi lebih baik atau keputusan lebih buruk untuk orang tua tergantung situas. Kedua Gender, peran kepemimpinan mempengaruhi perilaku kepemimpinan,pada saat waktu bersamaan , pemimpin menimbulkan dengan pasti ekspektasi rekan kerja ketika dikategorikan sebagi pria dan wanita. Contohnya sifat agen – untuk contoh dominan, independen, dan kompetitif - yang lebih kuat berasal pria daripada wanita, disisi lain, atribut komunal seperti suka menolong, simpatik dan, kepekaan interpersonal lebih dianggap lebih kuat wanita daripada pria. Atribut tersebut memiliki pengaruh dalam peran dan gaya kepemimpinan individual dalam manajemen.
Dalam penelitiannya, penulis menggunakan model pengambilan keputusan dan gaya kepemimpinan situasional dalam dimensi yang digunakan dalam penelitian pengaruh usia dan gender dalam gaya kepemimpinan para eksekutif dalam lembaga norprofit di Texas USA. Model pengambilan keputusan yang mempelajari pola respon kebiasaan yang ditunjukkan oleh seorang individu ketika berhadapan dengan situasi berikut ini model pengambilan keputusan:
(1) Model Rational, yang ditandai dengan penelitian menyeluruh dan evaluasi logis disengaja, analitis terkait alternatif.
(2) Model intuitif , yang ditandai dengan ketergantungan pada firasat.model intuitif melibatkan orientasi perasaan-dan didasarkan pada perintah internal dari informasi yang mengarah pada firasat.
(3) Model dependend, yang ditandai dengan pencarian , penggunaan saran dan arahan dan dukungan orang lain dalam membuat keputusan.
(4) Model avoidant, yang ditandai dengan upaya untuk menghindari pengambilan keputusan penundaan dan penolakan, kebalikan dari ketegasan.
(5) Model spontaneous,yang ditandai dengan rasa yang kuat dari kedekatan dan minat dalam mendapatkan proses pengambilan keputusan secepat mungkin.
Gaya kepemimpinan situasional dalam hal ini merupakan kombinasi dari dua dimensi: initiating structure and consideration. Dua dimensi, initiating structure and consideration, dibagi menjadi empat kuadran yang menghasilkan telling, selling, participating dan delegating.
(1) Telling, ditandai oleh perilaku "tugas tinggi – hubungan rendah " , pemimpin yang masuk dalam kategori ini akan memberikan instruksi khusus dan memantau kinerja.
(2) Selling, yang ditandai dengan perilaku"tugas tinggi - hubungan rendah " . Pemimpin seperti akan memberikan instruksi khusus dan selanjutnya memberikan arah yang jelas tentang bagaimana keputusan mereka buat
(3) Participating, ditandai dengan perilaku" tugas rendah – hubungan tinggi " . Pemimpin seperti akan berbagi ide dan memfasilitasi keikutsertaan dalam membuat keputusan .
(4) Delegating, ditandai dengan perilaku" tugas rendah – hubungan rendah " . Pemimpin akan menyerahkan tanggung jawab keputusan dan implementasi kepada pengikut.
Penelitian yang dilakukan oleh Uzonwanne merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis korelasi dan analisis varians. Pendekatan kuantitatif menetapkan fakta-fakta, membuat prediksi dan tes menyatakan hipotesis dan menggunakan koefisien korelasi Pearson, ANOVA dan analisis varian dua arah. Penelitian menggunakan survei untuk mengumpulkan data. Masing-masing dari eksekutif dan pemimpin diminta untuk menyelesaikan kuisioner deskripsi Perilaku Kepemimpinan (LBDQ) XII bentuk Pemimpin dan model skala Pengambilan Keputusan secara umum (GDMS). Instrumen survei dibagikan kepada 500 eksekutif yang dipilih secara acak dari negara bagian Texas di Amerika Serikat; 38 dikembalikan tidak dapat disampaikan, sementara 109 dikembalikan dan digunakan untuk analisis.
Berikut hasil analisis data penelitian Pengaruh Usia Dan Gender Dalam Gaya Kepemimpinan Dan Model Pengambilan Keputusan Para Eksekutif Dalam Lembaga Norprofit Di Texas USA :
(1) Usia Untuk Eksekutif
Dari 109 responden, 16 responden (14,7 persen) adalah 40 tahun dan di bawah, 59 (54,1 persen) responden berusia 41 sampai 50 tahun, 30 (27,5 persen) responden berusia 51 sampai 60 tahun, dan 4 (3,7 per persen) adalah 60 tahun dan lebih tua. Usia rata-rata adalah 47,12 tahun dan standar deviasi adalah 7,24 tahun. Kisaran usia untuk eksekutif organisasi non-profit antara 33 tahun dan 62 tahun
(2) Gaya kepemimpinan
Dari 109 responden, 21 responden (19,3 persen) menggunakan gaya kepemimpinan telling, 40 (36,7 persen) menggunakan gaya kepemimpinan selling, 27 (24,8 persen) menggunakan gaya participating kepemimpinan dan 21 (19,3 persen ) menggunakan gaya kepemimpinan delegating.
(3) Model Pengambilan Keputusan berdasarkan gender dan usia
Model pengambilan keputusan Rasional t 0,444, df 94.05 dan p 0,658 melaporkan tidak ada perbedaan statistik signifikan dalam gender. Namun, dengan model pengambilan keputusan Intuitive, Dependent, Avoidant dan Spontaneous , hasil menemukan perbedaan yang signifikan dalam gender. P-value dilaporkan p 0,05 pada Intuitif (p 0,033), Dependent (p 0,000), Avoidant (p 0,000) dan Spontaneous. Sedangkan model pengambilan keputusan rational, intuitive, dependent, avoidant dan spontaneous tidak signifikan berhubungan dengan usia eksekutif (p 0,05). rational, misalnya, menunjukkan sebagai F (3, 105) 0,532, p 0,661, sementara dilaporkan intuitive seperti F (3, 105) 0,817, p 0,488. dependent dilaporkan sebagai F (3, 105) 0,295, p 0,829, avoidant dilaporkan sebagai F (3, 105) 1,407, p 0,245 dan spontaneous sebagai F (3, 105) 0,897, p 0,445.
(4) Gaya Kepemimpinan berdasarkan Gender dan Usia
Gaya Kepemimpinan yang digunakan oleh para eksekutif non-profit (telling, selling, participating dan delegating) berdasarkan variabel demografis yang berbeda (jenis kelamin dan usia) menggunakan t-test dan ANOVA satu arah. Pertama T-test, Hasilnya tidak menemukan perbedaan yang signifikan terhadap statistik dalam gaya kepemimpinan telling berbasis gender t 0,327, df 107 dan p 0,744 dan gaya kepemimpinan participating t 0,066, df 107 dan p 0,948. Namun Sebuah hubungan yang signifikan, ditemukan antara gender dan gaya kepemimpinan selling t 2,31, df 102,33 dan p 0,023 atau p 0,05, dan gaya kepemimpinan delegating t 2,99, df 67,28 dan p 0,004 atau p 0,05. Kedua ANOVA Satu arah , menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan telling, selling, participating dan delegating tidak berhubungan signifikan dengan usia eksekutif (p 0,05).Telling menunjukkan sebagai F (3, 105) 0,206, p 0,892, sementara selling dilaporkan sebagai F (3, 105) 0,934, p 0,427. Participating dilaporkan sebagai F (3, 105) 0,178, p 0,422 dan delegating dilaporkan sebagai F (3, 105) 0,084, p 0,969
Hasil analisis data menunjukkan bahwa eksekutif menggunakan model pengambilan keputusan rasional lebih daripada model lain. Berdasarkan analisis deskriptif dari penelitian ini, hasil juga menunjukkan bahwa sebagian besar eksekutif menggunakan jenis kepemimpinan selling dalam organisasi non-profit di negara bagian Texas, USA diikuti oleh gaya kepemimpinan participating dan delegating yang setidaknya digunakan.
(1) Hipotesis pertama, Melalui beberapa perbandingan, analisis menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan menggunakan model pengambilan keputusan yang rasional dengan jumlah hampir yang sama. Meskipun nilai rata-rata yang umumnya tinggi, perbandingan menunjukkan bahwa eksekutif yang 60 tahun dan lebih tua menggunakan model pengambilan keputusan rasional lebih dari kelompok usia lainnya. Umur menjadi faktor untuk penggunaan model pengambilan keputusan yang rasional.Analisis dari penelitian ini juga menunjukkan bahwa usia eksekutif 40 tahun dan di bawah cenderung menggunakan model pengambilan keputusan avoidant yang lebih dari kelompok usia lainnya, sedangkan pada kelompok usia 60 dan di atas cenderung menggunakan kurang Model ini dari kelompok usia lainnya.
(2) Hipotesis kedua, Melalui beberapa perbandingan, analisis menunjukkan bahwa laki-laki cenderung menggunakan gaya kepemimpinan selling lebih dari perempuan, sementara perempuan menggunakan gaya kepemimpinan delegating lebih dari laki-laki. Analisis ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dan gaya kepemimpinan tertentu. Perbandingan juga menunjukkan bahwa eksekutif kelompok umur 60 tahun dan lebih tua cenderung menggunakan gaya kepemimpinan delegating lebih dari kelompok usia lainnya. Perbandingan juga menunjukkan bahwa kelompok usia 40 dan di bawah cenderung menggunakan gaya kepemimpinan selling lebih dari semua kelompok umur. kelompok usia 60 dan di atas menunjukkan rata-rata terendah untuk menggunakan model kepemimpinan selling. kelompok usia 60 dan di atas juga mencatat preferensi yang lebih tinggi daripada kelompok usia lainnya ketika datang ke penggunaan gaya kepemimpinan yang participating , dengan eksekutif usia 40 dan di bawah merekam preferensi terendah
Secara keseluruhan penelitian ini mengeksplorasi hubungan antara demografi, usia dan gender dalam model pengambilan keputusan ( rational, intuitive, dependent, spontaneous dan avoidant) dan gaya kepemimpinan (selling, telling, delegating and participating) dari eksekutif dalam organisasi non-profit. Usia eksekutif menunjukkan faktor penting yang mempengaruhi gaya kepemimpinan dan model pengambilan keputusan eksekutif. Pengambilan keputusan Rasional yang tercermin dalam penelitian ini telah digunakan oleh eksekutif non-profit lebih tua, mungkin lebih berpengalaman. Peneliti menunjukkan bahwa eksekutif non-profit, terutama eksekutif muda, harus menghadiri konferensi manajemen dan kepemimpinan yang berfokus pada model pengambilan keputusan yang rasional sebagai strategi badan usaha dan membuat pilihan terbaik berdasarkan alternatif yang mungkin.
CRITICAL REVIEW
Penelitian yang dilakukan oleh Uzonwanne bertujuan untuk mengisi gap dengan meneliti hubungan antara usia dan demografi lain dalam gaya kepemimpinan dan pengambilan keputusan eksekutif di sektor nonprofit. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan analisis korelasi dan analisis variasi. Pendekatan kuantitatif membentuk fakta, membuat prediksi dan menguji hasil hipotesis dan menggunakan koefisien korelasi pearson, analisis variasi(ANOVA) dan analisis variasi 2 arah. Penelitian menggunakan metode survey untuk mengumpulkan data.
Beberapa aspek utama yang diteliti oleh Uzonwanne yaitu model pengambilan keputusan ( rational, intuitive, dependent, spontaneous dan avoidant) berdasarkan variabel demografis: gender dan usia, dan gaya kepemimpinan (selling, telling, delegating dan participating) berdasarkan variabel demografis: gender dan usia terhadap pengaruh terhadap gaya kepemimpinan eksekutif di sektor nonprofit. Gaya kepemimpinan (selling, telling, delegating dan participating) merupakan pembagian 4 kuadran kombinasi dari dua dimensi: Berikut hasil temuan penelitian Pengaruh Usia Dan Gender Dalam Gaya Kepemimpinan Dan Model Pengambilan Keputusan Para Eksekutif Dalam Lembaga Norprofit Di Texas USA :
Dalam penelitiannya Uzonwanne, hasil analisis data menunjukkan bahwa eksekutif menggunakan model pengambilan keputusan rasional lebih daripada model lain. Berdasarkan analisis deskriptif dari penelitian ini, hasil juga menunjukkan bahwa sebagian besar eksekutif menggunakan jenis kepemimpinan selling dalam organisasi non-profit di negara bagian Texas, USA diikuti oleh gaya kepemimpinan participating dan delegating yang setidaknya digunakan.
Kelebihan
Dalam menyajikan hasil penelitiannya, penulis telah memberikan gambaran jelas terhadap bentuk atau format penelitian, mulai dari abstrak (tujuan, desain/metodologi/pendekatan, temuan, batasan penelitian/implikasi, implikasi praktis, implikasi sosial, orisinilitas/nilai, kata kunci, dan jenis penelitian), latar belakang/pengantar, metodologi, hasil dann analisis data, pembahasan dan temuan, dan kesimpulan dan rekomendasi.
Dari hasil penelitian, dipaparkan hasil temuan berdasarkan fakta dari pengumpulan data bahwa 40 (36,7 persen) menggunakan gaya kepemimpinan selling, perbedaan yang signifikan dalam gender dalam model pengambilan keputusan Intuitive, Dependent, Avoidant dan Spontaneous, Bahwa model rational, intuitive, dependent, avoidant dan spontaneous tidak signifikan berhubungan dengan usia eksekutif, Perbedeaan yang signifikan, ditemukan antara gender dan gaya kepemimpinan selling dan gaya kepemimpinan delegating, gaya kepemimpinan telling, selling, participating dan delegating tidak berhubungan signifikan dengan usia eksekutif, yang memberikan fakta yang dapat diterima oleh pembaca.
Penelitian juga menunjukkan hasil analisis bahwa eksekutif lebih menggunakan model pengambilan keputusan rasional daripada model lain. Berdasarkan analisis deskriptif dari penelitian ini, hasil juga menunjukkan bahwa sebagian besar eksekutif menggunakan gaya kepemimpinan selling dalam organisasi non-profit di negara bagian Texas, USA ini diikuti oleh gaya kepemimpinan participating dengan gaya kepemimpinan delegating yang setidaknya digunakan. Penulis sependapat dengan peneliti bahwa model pengambilan keputusan rasional dinilai paling efektif untuk dipilih, Menurut Salusu(2004) beberapa kelebihan dari model pengambilan keputusan rasional,:
(1) para pembuat keputusan mengetahui secara jelas tujuan-tujuannya yang relevan,
(2) pembuat keputusan mengetahui dengan jelas kriteria untuk menilai tujuan-tujuan itu, dan dapat menyusun peringkat dari tujuan-tujuan tersebut,
(3) mereka memeriksa semua alternatif untuk mencapai tujuan mereka, dan
(4) mereka memilih alternatif yang paling efisien untuk memaksimalkan pencapaian tujuan.
Sementara untuk gaya kepemimpinan selling, penulis juga sependapat dengan Uzonwanne bahwa gaya kepemimpinan selling banyak digunakan beberapa karakteristik gaya kepemimpinan selling yaitu :
1. Perilaku tugas tinggi dan perilaku hubungan yang terbatas.
2. Pemimpin memberitahu individu atau kelompok soal apa, bagaimana, mengapa, kapan dan dimana sebuah pekerjaan dilaksanakan.
3. Pemimpin selalu memberikan instruksi yang jelas, arahan yang rinci, serta mengawasi pekerjaan secara langsung.
Gaya kepemimpinan selling ini sangat cocok untuk mengembangkan organisasi non profit.
Kekurangan
Dalam penelitian Uzonwanne, tidak dijelaskan secara detail tentang penjelasan model pengambilan keputusan( rational, intuitive, dependent, spontaneous dan avoidant) terutama untuk model pengambilan keputusan rasional yang banyak digunakan eksekutif non-profit, di texas USA. Selain itu juga tidak dijelaskan dalam gaya kepemimpinan (selling, telling, delegating dan participating) terutama penjelasan detail tentang gaya kepemimpinan selling yang banyak digunakan eksekutif organisasi non-profit di negara bagian Texas, USA.
Tidak terdapatnya data atau identitas dari responden dari eksekutif non-profit, di texas USA. sehingga sebanyak 109 responden tidak diketahui asal eksekutif dari organisasi non—profit.
Rekomendasi
Perlunya penjelasan lebih detail tentang model pengambilan keputusan( rational, intuitive, dependent, spontaneous dan avoidant) terutama untuk model pengambilan keputusan rasional yang banyak digunakan eksekutif non-profit, di texas USA dan gaya kepemimpinan (selling, telling, delegating dan participating) terutama penjelasan detail tentang gaya kepemimpinan selling yang banyak digunakan eksekutif organisasi non-profit di negara bagian Texas, USA.
Selain itu peneliti juga bisa menambahkan alasan detail mengapa eksekutif cenderung memilih model pengambilan keputusan( rational, intuitive, dependent, spontaneous dan avoidant) dan gaya kepemimpinan (selling, telling, delegating dan participating) tertuntu yang berkaitan dengan usia dan gender, sehingga lebih dapat memberikan penjelasan. Peneliti perlu melampirkan data atau identitas diri dari eksekutif organisasi non-profit di negara bagian Texas, USA. Hal ini perlu untuk menunjukkan eksekutif yang diteliti sebagai responden.
KESIMPULAN
Penelitian Uzonwanne Pengaruh Usia Dan Gender Dalam Gaya Kepemimpinan Dan Model Pengambilan Keputusan Para Eksekutif Dalam Lembaga Norprofit Di Texas USA mendapatkan temuan – temuan yaitu bahwa eksekutif lebih menggunakan model pengambilan keputusan rasional daripada model lain. Berdasarkan analisis deskriptif dari penelitian ini, hasil juga menunjukkan bahwa sebagian besar eksekutif menggunakan gaya kepemimpinan selling dalam organisasi non-profit di negara bagian Texas, USA ini diikuti oleh gaya kepemimpinan participating dengan gaya kepemimpinan delegating yang setidaknya digunakan.
Model pengambilan keputusan rasional menilai efek jangka panjang dari keputusan mereka, dan berdasarkan bukti kuat berorientasi tugas untuk pengambilan keputusan. Sementara gaya kepemimpinan selling yang ditandai dengan perilaku" tugas tinggi - hubungan Rendah " . Pemimpin memberikan instruksi khusus dan selanjutnya memberikan arah yang jelas tentang bagaimana keputusan mereka.
Daftar Referensi
Uzonwanne, F. C., & Uzonwanne, F. C. (2016). Influence of age and gender on decision-making models and leadership styles of non-profit executives in Texas, USA. International Journal of Organizational Analysis, 24(2), 186-203.
Salusu, J. 2004. Pengambilan Keputusan Stratejik untuk organisasi publik dan organisasi non profit. Grasindo.
Posting Komentar untuk "Pengaruh usia dan gender dalam Gaya Kepemimpinan dan Model Pengambilan Keputusan"
Untuk pembaca blog Ganipramudyo.web.id, Feel free to ask!