Inspeksi Hodgkinson dalam perubahan bermacam – macam pandangan administrasi yang berlaku dalam lingkungan dan memberikan suatu putusan humanis terhadap setiap orang. Temuannya tentang pendekatan fenomenologi, Hodgkinson menyarankan mengadopsi Triplex reality dalam suatu struktur untuk pengalaman yang akan membolehkan suatu program, setiap orang sesuai tempatnya dan menurut proporsi haknya, menurut ilmu prediksi, hipotesis probabilistik, dan interpretasi individualistis.
Pernyataan mengenai administrasi adalah tidak ilmiah sama sekali. Administrasi adalah filsafat. Adminstrasi merupakan sifat – sifat manusia, pada khususnya, administrasi humanis. Di contohkan dalam teori administrasi yaitu teori kepemimpinan, melalui LBDQ dan OCDQ (Kuisioner Deskriptif Perilaku Pemimpin dan Iklim Organisasi) melalui hipotesis Fiedler pretzel-shaped dimana proporsi ilmiah sangat kecil, dan semua bukan teori, tidak prediktif, bahkan tidak heuristik.
Berikut ini adalah beberapa penjelasan mengenai perspektif teori organisasi dan administrasi :
1. Scientific View (Perspektif Ilmiah)
Tradisi ini berlangsung pada masa Fredrick taylor dan keturunannya sepanjang perjalanan Operations Research, Management by Objectives, Program Evaluation Review Technique, Critical Path Analysis. Pada lingkungannya di hamburger University perspektif ini sukses. Norma – norma produktivitas, teknologi dan efektifitas harus dipatuhi dalam pendekatan ini. Produk dapat ditentukan dan alur kerja dapat dianalisis. Jika masalah dapat ditentukan pendekatan ini harus mampu memberikan solusi. Perspektif ini gagal dalam edukasi, karena edukasi adalah humanism(manusiawi). Perspektif ini tidak dapat menentukan kejelasan dan keteletian masalah atau tujuan yang dihadapi.
2. Rational View (Perspektif Rasional)
Tokoh dalam perpektif ini adalah Max Weber dan Karl Marx, birokasi berkembang merajalela sebagai bentuk dari suatu organisasi baik sektor swasta dan sektor publik. Perspektif ini dalam Tipe ideal webrian dianggap jarang digunakan dalam praktiknya.
3. System View (Perspektif Sistem)
Katz dan Khan dalam perspektif ini memeiliki pendekatan alamiah atau terbuka, perubahan struktur organisasi internal adalag fungsi langsung dari perubahan unsur – unsur eksternal. Persepktif ini dianggap sugestif yang menekankan instuisi.
4. Human Relations View (Perspektif Hubungan Manusia)
Bahwa dari deretan ide – ide yang menarik dari dari Mary Parker Follet melalui Hawthorne Plant untuk Likert, McGregor, dan Argyris dalam Studi dan temuannya yang tebal. Argyris susah payah mengulas temuan mereka setiap tujuh tahun hanya untuk mengkonfirmasi temuan penting bahwa organisasi dan manusia yang tidak cocok. Perspektif ini dianggap hasil kerja hubungan manusia tampaknya untuk memimpin ke arah memajukan pengetahuan atau lebih tepatnya memberdayakan kita dengan keterampilan baru dalam manipulasi sama lain.
5. Political Science View (Perspektif IlmuPolitik)
Dalam perspektif ini, organisasi dipandang sebagai forum konflik dan pertukaran motif, insentif, dan nilai-nilai. Simmel, Coser, Dahrendorf, Barnard, dan Victor Thompson adalah beberapa tokoh dalam perspektif ini . masalah yang timbul dalam perspektif ini adalah menekankan sisi negatif dan cenderung memperburuk struktur formal. Hal ini mengartikan bahwa,banyak Teori X yang bertentangan dengan sebelumnya Teori Y.
6. Phenomenological View (Perspektif Fenomologis)
Tom Green field dalam perspektif fenomologis, yang familiar dengan bentuk ide satuan kualitatif, subjektif, dan bermakna, melawan agregatif, kuantitatif, "objektif," dan probabilistik.
Christopher Hodgkinson memberikan ilustrasi tentang perbedaan dalam “Administrative Science Quarterly “ yang isinya adalah :
Jika seseorang bisa menembus jargon bahwa “ siapa yang paling terlibat dalam suatu kegiatan cenderung menjadi yang paling penting didalamnya”.
Kesalahan yang sering dibuat oleh pakar teori dalam prespektifnya tentang organisasi adalah untuk memahami bagaimana mereka terpisah dari kehidupan, cinta, seks, pertumbuhan, konflik, prestasi, pembusukan, kematian, dan kesempatan. Organisasi muncul menjadi ada ketika kita berbicara dan berhubungan dengan orang lain. Kesulitan dari perspektif fenomenologis adalah bahwa kedua aturan dari penyelidikan dan tingkat realitas dengan perjanjian adalah belum jelas.
Christopher Hodgkinson memberikan saran terhadap masalah tersebut , pernyataannya tentang realitas, bahwa kita tinggal dalam struktur multidimensional yang sudah ada. Untuk kepentingan analitik sederhana Hodgkinson menyebutnya “triplex realitas” (Realitas 3 lapis), Realitas ini terbagi menjadi 3 lapis bagian, realitas I, realitas II, dan Realitas III.
Realitas III, digunakan dalam ranah ilmu pengetahuan empiris, determinastik organisasi diantara sebab dan akibat, organisasi dari sudut sulit, yang dapat diraba, dan barang dan furnitur dari pengalaman. Dalam realitas III ini, proposisi dapat di prediksi dan diverifikasi, mengambil bentuk hukum seperti
I=E/R atau e=mc2
Itu merupakan suatu realitas bahwa kita semua harus hidup di dalam organiasi, dan secara umum, suatu ilmu pengetahuan lebih memberitahukan tentang kehidupan dalam suatu organisasi.
Realitas yang kedua, Realitas II, digunakan dalam ranah ilmu sosial. Di dalam realitas II proposisi bentuknya kurang keras, lebih probalistik, diibaratkan seperti “Organisasi yang memiliki tingkat tujuan tinggi yang khusus akan memiliki tingkat efektivitas lebih besar daripada organisasi yang memiliki tingkat tujuan rendah” .
B=f (P,E)
B : Behaviour, f : function , P : Personality, E : Environment
Behaviour is a function of Personality and Environment (Perilaku adalah fungsi dari kepribadian dan lingkungan).Pada realitasnya disana ada tingkat kebebasan, kebebasan organiasasi hanya sebagain yang ditentunkan. Bagian yang dapat diperhitungkan dan direncanakan dikenal dengan istilah hipotesis.
Akhirnya kita harus mengakui dan menafsirkan realitas I, fenomenologi ranah pengalaman/keahlian individu, dengan sedikit keuatan, voluntaristik atau kebebasan. Dengan realitas II dan III akan menghasilkan mise-en-scene berbeda untuk psikotik atau untuk orang dewasa, untuk anak – anak, tentu saja untuk orang lain. Proposisi dapat disentuh, oleh karena itu, saat membatasi kelemahan atau kekuatan realitas dan falsifikasi dengan membangkitkan ingatan dan pikiran dalam pembaca dan yang bergantung pada nilai terbaik dan kebenaran untuk orientasi hasil, pengalaman hidup, penerima status fenomenologikal. Pokok utama dari filosofi, dan fungsinya adalah cenderung lebih banyak ke teori. Kita membutuhkan banyak proposisi dan banyak memesan untuk rencana pada tiap level. Sekarang ini tidak ada filsafat terbaik dalam administrasi, satu-satunya yang terbaik dari filsafat sederhana adalah sukses dan kekuatan; manusia ada diantara ketidaklengkapan dan ketidakmampuan. Dan kita membutuhkannya untuk menerima secara jelas tentang istilah 3 realitas yang ada. Wittgenstein mengatakan , “our intelligence is not bewitched by language” (intelegensi kita tidak disihir oleh bahasa)
Dengan memandang methodology of investigation (metodologi peneletian) , kita harus menerima dan mendorong lingkungan pendidikan, klinik pengamatan dan pelatihan, intropeksi dan laporan introspektif, biografi, mini biografi, dan jurnalisme, mode seni, teater, sinema, literatur. Dan selebihnya kita harus menyokong komunitas ilmiah kita, dan semua kelas dalam golongan harus dalam rangkulan, jika kita melihat untuk mengadili, dan menemukan kebenarannya, bermacam – macam kompleksitas dalam realitas yang kita pilihkan adalah lingkungan spesial untuk belajar dan berlatih. Mengisi bermacam – macam dengan nilai, sikap, tujuan, cara,maksud , bidikan, sasaran, motif, arti, dan memasukan etika, moral dan filsafat.
RIVIEW
Kegagalan Teori Organisasi dan Administrasi oleh Christopher Hodgkinson
Christopher Hodgkinson memberikan gambaran mengenai perubahan bermacam – macam perspektif administrasi. Beberapa perspektif tersebut diantaranya perspektif ilmiah, perspektif rasional, perspektif sistem, perspektif hubungan manusia, perspektif ilmu politik dan perspektif fenomenologikal. Dalam beberapa perspektif dianggap gagal karena banyak terjadi masalah, Temuan Hodgkinson tentang pendekatan fenomenologi, yang mengusulkan untun mengadopsi triplex reality( realitas 3 tingkat) realitas I (ranah pengalaman individu), realitas II(ranah ilmu sosial), dan realitas III (ranah ilmu pengetahuan empiris) untuk memperbaiki organisasi dan administrasi .
KELEMAHAN
Christopher Hodgkinson dalam pemaparannya pada setiap perspektif ( perspektif ilmiah,rasional, sistem, hubungan manusia, ilmu politik) menyebutkan kelemahan sekaligus menjadi penyebab kegagalan dalam masing – masing perpektif tersebut , diantaranya :
- Perspektif Ilmiah, dianggap gagal dalam edukasi, karena edukasi adalah humanism(manusiawi). Selain itu perspektif ini tidak dapat menentukan kejelasan dan keteletian masalah atau tujuan yang dihadapi.
- Perspektif Rasional, tipe ideal webrian dianggap jarang digunakan dalam praktiknya.
- Perspektif Hubungan Manusia dianggap sugestif yang menekankan instuisi.
- Perspektif Ilmu Politik dianggap lebih menekankan sisi negatif dan cenderung memperburuk struktur formal. Hal ini mengartikan bahwa,banyak Teori X yang bertentangan dengan sebelumnya Teori Y.
KELEBIHAN
Christopher Hodgkinson dalam pemaparannya tidak hanya menjelaskan tentang kelemahan perspektif yang ada, tapi Hodgkinson juga memberikan solusi cara mengatasi kelemahan atau kegagalan organisasi dan administrasi melalui pendekatan fenomenologikal yang hodgkinson temukan , yang menggunakan realiatas 3 lapis yaitu realitas III (ranah ilmu pengetahuan empiris), realitas II (ranah ilmu sosial), dan realitas I (ranah pengalaman individu) yang menerapkan metodologi ilmiah dalam pemamparannya.
KRITIK
Dalam pemamaparannya, hodgkinson menjelaskan secara terang – terang menjelasakan kegagalan teori organisasi dan administrasi pada setiap perspektif ( perspektif ilmiah, rasional, sistem , hubungan manusia, ilmu politik) yang seharusnya itu merupakan suatu kelemahan dan bukan merupakan kegagalan.
SARAN
Tidak semua wilayah khususnya organisasi dan administrasi seluruh dunia dapat menerapkan temuan Hodgkinson, karena beberapa faktor internal dan eksternal. Untuk dapat menerapkan triplex reality dibutuhkan pemahaman dan kemampuan khusus untuk dalam mengimplementasikannya, agar sesuai dengan tujuan dan harapan.
REKOMENDASI
Triplex Reality yang dikemukakan Christopher Hodgkinson merupakan suatu persperktif yang dapat diterapkan dalam suatu lembaga organasisi dan administrasi. Perspektif ini merupakan cara tepat untuk mengatasi kegagalan perspektif yang telah ada sebelumnya ( perspektif ilmiah, rasional, sistem , hubungan manusia, ilmu politik).
Triplex Reality ini dapat diterapkan berdasarkan 3 tingkat realitas. Realitas III digunakan untuk bidang Ilmu pengetahuan Ilmiah, yang mana realitas III ini memberikan pengalaman kepada individu. Proposisi dapat prediksi dan diverifikasi sehingga lembaga organisasi dan administrasi dapat mengimplementasikannya dalam organisasi dan administrasinya tanpa khawatir terjadinya error dalam prosesnya.Realitas II, digunakan dalam bidang ilmu sosial. Di dalam realitas II proposisi lebih probalistik, diibaratkan seperti “Organisasi yang memiliki tingkat tujuan tinggi yang khusus akan memiliki tingkat efektivitas lebih besar daripada organisasi yang memiliki tingkat tujuan rendah”. realitas I, digunakan dalam ranah pengalaman/keahlian individu, dengan sedikit keuatan, voluntaristik atau kebebasan. Dengan realitas II dan III akan menghasilkan mise-en-scene berbeda. Proposisi dapat disentuh, oleh karena itu, saat membatasi kelemahan atau kekuatan realitas dan falsifikasi. Dengan proposisi ini tujuan yang akan dicapai lembaga organisasi dan administrasi akan dapat segere terwujud.
DAFTAR PUSTAKA
Christopher Hodgkinson.The Failure of Organizational and Administrative Theory, (Online), http://mje.mcgill.ca/article/viewFile/7226/5165, diakses pada 10 Januari 2016.
Abdillah Wirawan. Review Kegagalan Teori Organisasi dan Administratif oleh Christopher Hodgkinson. (Online), (https://www.academia.edu/8911847/Review_ Kegagalan_Teori_ Organisasi_dan_Administratif_oleh_Christopher_ Hodgkinson), diakses pada 10 Januari 2016.
Risky Nola. Makalah: Perkembangan Filsafat Administrasi Manajemen dan Peran Sertanya Dalam Perumusan Kebijakan Publik di Indonesia. (Online), http://rizky-nola-fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-79411-Umum-Makalah:%20Perkembangan%20Filsafat%20Administrasi,%20 Manajemen%20dan%20Peran%20Sertanya%20Dalam%20Perumusan%20Kebijakan%20Publik%20di%20Indonesia.html, diakses pada 10 Januari 2016.
Posting Komentar untuk "Resume dan Review Jurnal: The Failure of Organizational and Administrative Theory"
Untuk pembaca blog Ganipramudyo.web.id, Feel free to ask!