BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Dalam perkembangan kehidupan dewasa ini masyarakat desa pada umumnya telah terbuka dan terjamah oleh pengaruh era informasi, meskipun belum merata. Untuk merespon hal itu perpustakaan desa seharusnya dibina dan dikembangkan agar mampu menjalankan tugas dan funginya dengan baik. Eksistensi perpustakaan desa diharapkan dapat mencerminkan kemajuan dan merefleksikan kehidupan budaya masyarakat. Hal itu ditengarahi oleh pemanfaatan perpustakaan cara berdaya guna. Perpustakaan desa mengemban sebuah misi untuk menanamkan pengertian dan pemahaman yang utuh dan lengkap tentang pentingnya penguasaan informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi tugas dan fungsi perpustakaan desa sebagai sumber ilmu pengetahuan / belajar, sarana pengembangan kemampuan, keterampilan dan wawasan setiap untuk memcahkan masalah-masalah yang dihadapi masyarakat serta mempererat kesatuan dan persatuan.
Oleh karena itu, perkembangan perpustakaan di desa seharusnya memberikan dampak langsung kepada masyarakat. Dampak langsung itu berupa kedewasaaan dalam pola pikir yang berkaitan dengan etika, nilai, moral, adat dan kebiasan dalam bermasyarakat. Makalah ini akan membahas perkembangan perpustakaan dan dampaknya terhadap kondisi sosial budaya masyarakat yang berada di pedesaan.
1.2. Rumusan Masalah
- Bagaimana perkembangan perpustakaan di pedesaan?
- Apa tujuan dan fungsi perkembangan perpustakaan terhadap sosial budaya masyarakat pedesaan?
- Apa saja peran – peran perpustakaan desa ?
- Apa dampak perkembangan perpustakaan terhadap sosial budaya masyarakat pedesaan?
1.3. Tujuan
- Memahami perkembangan perpustakaan di pedesaan
- Memahami tujuan dan fungsi perkembangan perpustakaan terhadap sosial budaya masyarakat pedesaan
- Memahami peran – peran perpustakaan desa
- Memahami dampak perkembangan perpustakaan terhadap sosial budaya masyarakat pedesaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hakikat perpustakaan desa
Perpustakaan desa adalah pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi pendidikan, penelitian, pelesatian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. Perpustakaan sebagai wahana belajar masyarakat desa berpotensi untuk mengembangkan ilmu, kreatifitas, dan jadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Perpustakaan desa juga merupakan wadah pelestarian kekayaan bangsa dalam rangka memajukan kebudayaan nasional. Upaya ini untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang perlu ditumbuhkanbudaya gemar membaca melalui kegiatan pengembangan dan pendayahgunaan perpustakaan sebagai sumber informasi.
Pada dasarnya perpustakaan itu memiliki peran dan posisi yang strategis di dalam kehidupan seluruh masyarakat, baik di desa maupun kota-kota kecil dan besar. Oleh sebab itu upaya pembentukan, penyelenggaraan, pengembangan, dan pembangunan perpustakaan desa sangatlah penting dan sangat mendesak. Namun, dalam praktiknya belum semua orang menyadari pentingnya tentang perpustakaan karena mereka masih menganggap perpustakaan hanyalah sebuah tumpukan buku. Jadi perangkat desa harus bisa memberikan kebijakan dan pelaksanaan untuk mewujudkan atau membangun perpustakaan.
2.2 Standar perpustakaan desa/kelurahan
Perpustakaan Nasional RI telah mengeluarkan suatu standar mengenai perpustakaan Dessa/kelurahan. Standar tersebut memberikan Pengertian perpustakaan desa/kelurahan secara umum sebagai berikut perpustakaan desa/kelurahan adalah perpustakaan yang berada di desa/kelurahan yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
- Koleksi perpustakaan dikembangkan untuk menunjang kebutuhan masyarakat.
- Jenis koleksi perpustakaan terdiri atas koleksi karya cetak dan karya rekam.
- Perpustakaan Desa/Kelurahan memiliki koleksi buku sekurang-kurangnya 1.000 judul.
- Penambahan koleksi buku sekurang-kurangnya 2% dari koleksi yang ada atau 100 judul pertahun (pilih yang terbanyak).
- Perpustakaan menyediakan surat kabar sekurang-kurangnya 1 judul secara berkala
- Perpustakaan menyediakan majalah sekurang-kurangnya 1 judul secara berkala
- Perpustakaan melakukan pencacahan koleksi secara berkala.
- Perpustakaan melakukan penyiangan koleksi secara berkala
2.3 Ciri masyarakat desa/kelurahan
Masyarakat pedesaan selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup bermasyarakat, yang biasanya tampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat digeneralisasikan pada kehidupan masyarakat desa di Jawa. Masyarakat desa identik dengan teknologi sederhana yang umumnya bersifat manual sementara masyarakat modern memiliki teknologi mekanis dengan memanfaatkan fosil sebagai sumber energi (baca: bahan bakar minyak atau BBM).
Adapun yang menjadi ciri masyarakat desa antara lain :
- interaksi antar masyarakat
- adat istiadat norma hukum dan aturan khas yang mengatur tingkah laku warga
- suatu kontinyuitas dalam waktu tertentu
- suatu identitas yang kuat mengikat semua warga
- ciri ciri fisik desa
- jumlah penduduk tidak lebih dari 1000 orang
- sebagian besar tanahnya tanah pertanian,kecuali desa nelayan
- tidak terlalu di sibukan dengan kendaraan roda empat di desa relative dari jalan batu dan tanah
- ciri ciri masyarakat desa
- hubungan warganya sangat erat
- system kehidupan kelompok berdasarkan system kekeluargaan
- pada umumnya hidup dari hasil pertanian
- cara bertani belum mengenal mekanisme pertanian
- golongan orang tua memegang peranan penting karena itu sukar mengadakan perubahan perubahan yang nyata pada umumnya golongan tua di golongkan pada tradisi yang kuat mereka ini di sebut pimpinan formal
- system pengendali sosial sangat kuat sehingga perkembangan jiwa individu sangat sukar di kembangkan
- rasa persaudaraan yang sangat kuat sekali anatara warganya saling mengenal dan saling menolong
BAB III PEMBAHASAN
3.1.Perkembangan Perpustakaan Di Pedesaan
Menurut Surat Keputusan (SK) Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 3 Tahun 2001, perpustakaan Desa/Kelurahan adalah “perpustakaan masyarakat sebagai salah satu sarana/media untuk meningkatkan dan mendukung kegiatan pendidikan masyarakat pedesaan,yang merupakan bagian integral dari kegiatan pembangunan desa/ kelurahan”. Perpustakaan desa merupakan salah satu pusat informasi yang bertujuan memfasilitasi masyarakat desa dalam mencari sumber informasi yang dibutuhkan.
Pada hakekatnya perpustakaan desa telah ada sejak dahulu dalam wujud yang sangat sederhana seperti buku diatur sesuai besar kecilnya buku, tidak ada pengkategorian buku, dan lain – lain. Sejak itu perpustakaan terus berproses dan berkembang sesuai dengan keinginan masyarakat. Keberadaan perpustakaan desa menjadi peradaban dan budaya masyarakat desa. Tinggi-rendahnya peradaban dan budaya suatu masyarakat desa dapat dilihat dari kondisi perpustakaan yang dimiliki, artinya bahwa perpustakaan desa merupakan sebuah refleksi sosial budaya dan peradaban yang mencerminkan kehidupan masyarakat desa. Kondisi saat ini sudah berbeda dengan kondisi masalalu semua berproses secara alamiah dan direkeyasa sesuai dengan kemauan dan kemampuan memenuhi kebutuhan masyarakat desa. Perpustakaan saat ini juga menjadi bukti adanya keberlangsungan antara kehidupan masalalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang.
Menurut Sri Sumekar (2008), perkembangan perpustakaan umum di seluruh Indonesia terus belangsung. Data tentang perpustakaan yang diinventarisasi oleh PNRI tahun 2004 dengan memberikan Nomor Pokok Perpustakaan ( NPP) adalah sebagai berikut : (1) Jumlah Kabupaten/Kota 440 sedangkan perpustakaan 288 unit, (2) Jumlah kecamatan 5.476, sedangkan perpustakaannya 32 unit, (3) jumlah desa atau keluruhan 70.305, sedangkan 4345 unit. Data tersebut memberikan bahwa perpustakaan desa ( khusunya ) masih belum memadai,dibandingkan dengan jumlah desa, baik jumlah, kualitas maupun persebarannya di seluruh Indonesia.
Grafik persebaran perpustakaan di Indonesia, Menurut Sri Sumekar (2008),
Menurut Plt. Deputi Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Dedi Junaedi (2012) , jumlah desa yang ada saat ini di Indonesia adalah sekitar 76.000 desa. Dari jumlah tersebut baru 21.281 desa yang sudah memiliki perpustakaan, itupun baru 40% yang bisa dikatakan berkualitas baik. Untuk itu Perpustakaan Nasional menargetkan antara tahun 2010-2014 paling tidak 50% dari keseluruhan desa yang ada di Indonesia sudah memiliki perpustakaan.
Grafik persebaran perpustakaan desa di Indonesia, Menurut Dedi Junaedi (2012)
Perkembangann perpustakaan desa sudah cukup panjang dan telah menyita energi yang cukup besar. Namun perlu diketahui bahwa upaya tersebut belum memperoleh hasil yang maksimal. Banyak waktu yang terbuang sia – sia karena perpustakaan desa tidak mampu berfungsi dengan baik dan mampu bertahan. Oleh sebab itu harus bisa tetap bertahan dan lebih berdaya guna maka seharusnya diadakan perubahan pengelolaan. Pada masa lalu kearah perbaikan yang bearti. Keberadaan perpustakaan desa menjadi bagian yang integral dari kegiatan perangkat layanan publik dan wahana rekreasi ilmiah bagi masyarakat di desa haru menerus dikembangkan. Perpustakaan diupayakan menjadi bagian hidup keseharian masyarakat desa yang bersangkutan sehingga masyarakat desa bisa menjadi masyarakat yang terdidik dan terinformasi dengan baik.
3.2. Fungsi dn Tujuan Perkembangan Perpustakaan terhadap Sosial Budaya Masyarakat Pedesaan
Fungsi
Fungsi perpustakaan di desa tidaklah jauh berbeda dengan fungsi perpustakan pada umumnya. Yaitu penyimpanan buku-buku di desa. Buku- buku di perpustakaan desa, terutama desa yang terpencil akan kurang mendapat buku-buku baru yang terbit, dan masih menggunakan buku terbitan lama. Apalagi pamong desa yang kurang memperhatikan perpustakaanya. Kemudian fungsi pembelajaran. Di pedasaan yang terpencil yang jauh dari jangkauan ilmu pengetahuan dan teknologi perpustakaan sangatlah penting sebagai sumber pengetahuan mereka, walaupun masih kurang berkembang kemajuan teknologinya. Tetapi tetap saja itu tergantung masyarakat yang mau memanfaatkanya. Fungsi informatif adalah sebagai sumber informasi apapun yang dibutuhkan masyarakat desa yang tersedia di perpustakaan tersebut.
Fungsi kultural atau kebudayaan yaitu di pedesaan biasanya mereka menyimpan hasil seni kebudayaan mereka di perpustakaan. Tetapi nyatanya masih banyak masyarakat yang menggunakan perpustakaan sebagai tempat hasil seni kebudayaan mereka. Padahal kalau mereka menggunakanya akan mudah untuk dilihat kembali dan meningkatkan pengunjung ke perpustakaan tersebut.
Tujuan
Perpustakaan di desa masih dianggap sebagai tempat penyimpanan buku tetapi bukan hanya itu. Maksud pemerintah mendirikan perpustakaan di desa adalah diharapkan masyarakat desa bisa mendapatkan informasi yang bisa membantu mereka menyelesaikan masalah-masalah dan pekerjaan mereka di pedesaan. Seperti cara bertani, berkebun, ataupun berternak.
Perpustakaan di pedesaan juga bisa meningkatkan pengetahuan mereka tentang dunia di luar pedesaan mereka. Karena pedesaan yang terpencil biasanya sangat minim informasi yang masuk dari luar, salah satu jalan adalah dengan membaca buku yang ada di perpustakaan.
3.3.Peran Perpustakaan Desa
- Sebagai sumber informasi, pendidikan, pelestarian khasanah budaya bagi masyarakat desa.
- sebagai media yang menghubungkan antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan dengan para pemustaka (Masyarakat desa).
- Sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi antara sesama pemakai dan antara penyelenggara perpustakaan dengan masyarakat desa.
- Sebagai lembaga untuk mengembangkan minat baca, kegemaran membaca, kebiasaan membaca, dan budaya baca, melalui penyediaan berbagai bahan bacaan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat desa.
- Perpustakaan berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, dan motivator bagi masyarakat desa yang ingin mencari, memanfaatkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalamannya.
- Sebagai agen perubahan, agen pembangunan, dan agen kebudayaan umat manusia.
- Sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi anggota masyarakat desa.
3.4.Dampak Perkembangan Perpustakaan Terhadap Sosial Budaya Masyarakat Pedesaan
· Dampak Sosial
Manusia sebagai individu tertata tidak bisa hidup sendiri. Dalam menjalani kehidupannya akan senantiasa bersama dan bergantung pada manusia lainnya. Manusia saling membutuhkan dan harus bersosialisasi dengan manusia lain. Hal ini disebabkan manusia dalam kebutuhan hidupnya tidak dapat memenuhinya sendiri. Sama halnya masyarakat yang membutuhkan kebutuhan akan informasi, dalam hal ini perpustakaan sebagai wadah penyedia informasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Perpustakaan sebagai sarana masyarakat untuk menambah wawasan dan pengetahuannya sehingga masyarakat mampu menciptakan, mengkreasi, memperlakukan, memperbarui, memperbaiki, mengembangkan, dan meningkatkan wawasan dan pengetahuannya untuk kepentingan masyarakat desa tersebut.
Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) secara langsung maupun tidak langsung telah memperngaruhi pertumbuhan dan perkembangan perpustakaan desa. Era informasi dan era globalisasi telah membuka lebar dan berlangsung cepat akses informasi dari sumbernya kepada masyarakat desa. Hal ini berdampak kepada masyarakat desa yang belum optimal dalam memanfaatkan sumber informasi yang terdapat di perpustakaan desa.
· Dampak Budaya
Saat ini budaya membaca masyarakat masih sangat rendah, dengan adanya perkembangan perpustakaan desa diharapkan perpustakaan mampu meningkatkan budaya membaca dikalangan masyarakat dengan cara melakukan kegiatan-kegiatan yang berupa sosialisasi, seminar, dan latihan untuk mempromosikan dan mempublikasikan perpustakaannya sehingga masyarakat tertarik untuk berkunjung (membaca) ke perpustakaan.
Dalam kehidupan yang terus berubah untuk mencari bentuk dan identitas diri dewasa ini, masih saja ditemukan banyak orang dalam masyarakat yang buta huruf, buta aksara, dan keberaksaraan (iliterasi). Suatu kondisi yang sangat ironis, tetapi itu adalah sebuah fakta yang didukung dengan data yang benar dan dapat dipercaya. Perpustakaan desa berperan aktif bagi masyarakat untuk dapat mewujudkan masyarakat yang bebas dari buta huruf, buta aksara, dan keberaksaraan (iliterasi)
Dengan adanya perpustakaan desa, masyarakat desa yang pada mulanya menggunakan bahasa daerahnya mulai membiasakan diri dengan Bahasa Indonesia untuk dapat memahami informasi yang telah diterima dan juga untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat lain sehingga terbentuk masyarakat terinformasi ( masyarakat yang melek informasi ) dalam arti masyarakat yang mampu mengolah, menyaring, dan memanfaatkan informasi untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat yang akhirnya budaya dalam masyarakat desa tersebut tidak terkikis oleh ruang dan waktu sehingga budaya dalam masyarakat tetap terjaga kelestariannya dan identitas budaya masyarakat sebagai ciri khas masyarakat tersebut..
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perpustakaan desa merupakan bagian penting bagi masyarakat desa, perpustakaan merupakan salah satu tempat mereka mendapakan informasi yang mereka butuhkan untuk kehidupan sehari-hari. Perpustakaan desa yang dahulunya masih sangat sederhana kini mulai berkembang seiring perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK ) seperti: mulai diterapkannya standar PNRI yang bertujuan untuk meningkatkan mutu perpustakaan desa ( memperbaiki sarana dan prasarana seperti perbaikan fisik bangunan, menambah dan memperbarui peralatan dan perlengkapan , pengadaan koleksi perpustakaan, , meningkatkan kualitas sumber daya manusia ( pengelola perpustakaan / pustakawan ), meningkatkan budaya baca di masyarakat desa.
Pada akhirnya perpustakaan berperan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada di desa sehingga berdampak pada kondisi sosial dan budaya masyarakat desa, guna mengembangkan semua potensi yang ada di desa juga menggali kreatifitas yang dimiliki setiap individu.
B. SARAN
- Bagi Lembaga Pemerintahan : Sebaiknya pemerintah lebih memperhatikan perpustakaan di desa seperti memberi bantuan berupa dana operasional (misal anggaran untuk pembangunan infrastruktur, sarana prasarana, dan pengadaan koleksi )maupun non operasional (misal penempatan pustakawan).
- Bagi Lembaga Perpustakaan Desa : sebaiknya lembaga perpustakaan desa tersebut mampu meningkatkan mutu perpustakaan sehingga berdampak pada meningkatnya minat baca dan akhirnya masyarakat bisa menyaring dan mencerna informasi secara efektif dan efisien juga untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki nilai, etika, dan moral yang mencerminkan budaya masyarakat.
- Bagi Pemustaka : sebaiknya pemustaka mengerti situasi dan kondisi perpustakaan desa yang masih belum optimal dalam memberikan pelayanan teknis dan non teknis karena perpustakaan desa memiliki banyak kekurangan seperti kurang diperhatikan oleh pemerintah, kurang sumber daya manusia, dan kurangnya koleksi dan sarana prasarana perpustakaan desa.
DAFTAR PUSTAKA
Sutarno. 2008. Membina Perpustakaan Desa:dilengkapi Undang – undang Nomor 43 2007 tentang Perpustakaan. Jakarta: Sagung Seto.
Herimanto dan winarno.2008. Ilmu Sosial & Budaya Dasar. Jakarta Timur: Bumi Aksara.
Sutarno. 2008. 1 Abad Kebangkitan Nasional & Kebangkitan Perpustakaan. Jakarta: Sagung Seto
http://kelembagaan.pnri.go.id/beranda/berita/index.php?box=dtl&id=1124#ixzz3YI7eE6Xg
http://duniaperpustakaan.com/strategi-pengembangan-perpustakaan-desakelurahan-di-indonesia/
http://samuel-idegue.blogspot.com/2012/01/kehidupan-masyarakat-pedesaan-di.html
http://galiharamadhan.blogspot.com/2012/01/kehidupan-dan-kebudayaan-masyarakat.html
https://www.academia.edu/5535183/KAJIAN_PERPUSTAKAAN_DESA_DI_INDONESIA
https://warintek08.wordpress.com/tes/
http://danangwb.blogspot.com/
http://pujihastuti.blogspot.com/2012/02/tugas-dan-fungsi-perpustakaan.html
http://djokoprasety.blogspot.com/2012/01/tujuan-dan-fungsi-perpustakaan-sekolah.html
Posting Komentar untuk "Perkembangan Perpustakaan dan Dampaknya terhadap Sosial Budaya Masyarakat Pedesaan"
Untuk pembaca blog Ganipramudyo.web.id, Feel free to ask!